Usaha
Itik Petelur Dengan Metode SIPERTRI Yang Berorientasi Integritas Guna
Meningkatkan Profit Oriented
Program Mahasiswa Wirausaha
(PMW)
Diusulkan oleh:
ketua
: Yayan Nordiansyah
NIM C3108466/Semester
5
anggota : 1. Alkhaqiqi
Abdul Rosyid
NIM C4108051/Semester 5
2. Titik Mariyani
NIM C3110733/Semester 3
3. Romy Anggar
NIM C3110659/Semester 3
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JEMBER
2011
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA
1.Judul
Kegiatan
: Usaha Itik Petelur
Dengan Metode SIPERTRI Yang Berorientasi Integritas Guna Meningkatkan Profit
Oriented
2.Bidang Ilmu : Peternakan
3.Ketua Pelaksana Kegiataan
a.
Nama Lengkap : Yayan Nordiansyah
b.
NIM : C3108466
c.
Jurusan : Peternakan
d.
Politeknik : Politeknik Negeri Jember
e.
Alamat Rumah Dan Nomer HP :
Dsn Krajan 03/01 Andongsari Ambulu Jember HP : 085330769597
4.jumlah
Pelaksana kegiatan :
4 Orang
5.Dosen
Pendamping
a.
Nama Lengkap Dan Gelar :
Ir
Anang Sutitoadi, MP
b.
NIP :
19671217 200212 1 002
c.
Alamat
: Pondok Gede Permai C35
Jember
6.Biaya
Kegiatan Total :
a.
PMW :
Rp 14.000.000
7.Jadwal
Pelaksana :
6 Bulan
Jember, 30 September 2011
Dosen Pembimbing Ketua
Pelaksana Kegiatan
(Ir Anang Sutitoadi, MP) (Yayan Nordiansyah)
NIP 19671217 200212 1 002
NIM. C3108466
Pembantu
Direktur III
Politeknik
Negeri Jember,
(Ir.
Joko Irsan Sanyoto, MP) NIP 19550117 198303 1 002
1.
JUDUL
Usaha
Itik Petelur Dengan Metode SIPERTRI Yang Berorientasi Integritas Guna
Meningkatkan Profit Oriented
2.
LATAR BELAKANG
Di era globalisasi seperti saat ini semua
orang suka berpikir praktis sehingga merubah gaya hidup menjadi konsumtif serta
ingin melakukan segala aktifitas dengan mudah, hal diatas juga merupakan salah
satu sifat mahasiswa masa kini sehingga berparadigma bahwa setelah lulus kuliah
harus mendapat kerja sehingga kerja merupakan sebuah tuntutan wajib maka
mahasiswa saat ini berorientasi sebagai pencari kerja atau job seeker padahal salah
satu peran mahasiswa adalah agent of change dimana peran sebagai penggerak
perubahan sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia selain itu kapitalisme yang
berkembang di Indonesia sangat besar yang juga mempengaruhi kondisi mahasiswa
saat ini.
Angka pengangguran di Indonesia saat ini
sangat tinggi mencapai 8,59 juta dan didominasi lulusan diploma 1,3 juta dan
sarjana 1,2 juta (BPS, 2011), hal tersebut sangat memprihatinkan sebab sebagai
seorang intelektual yang sangat diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga malah menjadi pengangguran, hal tersebut sangat relevan melihat setiap
tahun pencari kerja di Indonesia mencapai 2,5 juta/tahun (jawa Pos edisi 2 Juni
2011). Melihat realita seperti ini tentunya menjadi salah satu permasalahan
pemerintah sebagai pelaksana Negara untuk membuat program untuk mengatasi
masalah tersebut. Dan saat ini gencar meluncurkan program kredit usaha kecil
pada masyarakat yang diharapkan dapat mencetak wirausaha baru, dan untuk
mahasiswa ada program wirausaha yang tentunya sangat penting untuk diberikan
apresiasi dalam perkembangannya guna mencetak job creator atau pembuat lapangan
kerja bukan sebagai job seeker.
Salah satu
teknik dalam usaha agribisnis peternakan dengan metode SIPERTRI atau sistem
peternakan integritas yang merupakan sistem peternakan terpadu dalam artian
saling berkaitan dengan usaha lain sehingga dapat mencapai profit yang besar
namun dengan biaya yang minim. Keterkaitan tersebut
merupakan suatu faktor pemicu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berlanjut.
Dari pengertian definisi ini, SIPERTRI mempunyai komponen dan sub komponen yang
saling terkait untuk menciptakan suatu common objectives yaitu peningkatan
pendapatan yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Sistem ini sangat jarang dilakukan oleh peternak kecil
karena kurangnya wawasan intelektual yang dimiliki padahal dalam
pengaplikasiannya sangatlah mudah.
Sektor peternakan Itik petelur Kabupaten
Jember lebih dititik beratkan pada kegiatan peningkatan produksi ternak. Hal
ini sejalan dengan meningkatnya konsumsi pangan masyarakat akan daging yang seiring
dengan pertumbuhan penduduk, meningkatnya pendapatan, pengetahuan dan kesadaran
gizi masyarakat. Selain itu sebagian masyarakat Jember dikenal gemar memelihara
hewan ternak. Ini merupakan suatu potensi, peluang dan nilai tambah dalam peningkatan
kesejahteraan serta dapat membuka lapangan kerja baru. Dengan didukung potensi
wilayah Kabupaten Jember khususnya di Kecamatan Ambulu sebagian besar areal sawah,
dan masih banyaknya limbah pertanian yang merupakan faktor pendukung dalam
menghasilkan penyediaan pakan ternak.
Hal ini tentunya membuat kita
terinspirasi untuk melakukan terobosan baru dimana kita bisa berwirausaha yang bermanfaat bagi
kita dan orang lain, yang kita ingin lakukan adalah usaha itik Petelur dengan metode SIPERTRI yang berorientasi integritas
guna meningkatkan profit oriented, jenis ternak yang dikembangkan adalah Itik
Petelur dari bangsa Khaki Chamble yang berintegritas menjadi multi produk.
Dalam usaha ini tentunya kita tidak hanya coba–coba sebab kita mengetahui
banyak sekali peluang dari usaha ini seperti permintaan akan
kebutuhan dari produk peternakan sangatlah besar baik untuk konsumsi harian
atau sebagai kebutuhan dalam pembuatan makanan serta sistem ini sangat
sederhana, hampir tanpa resiko, mudah diaplikasikan, tidak perlu waktu yang
lama.
3.
TUJUAN PROGRAM
a.
Menumbuhkan
motivasi kewirausahaan mahasiswa
b.
Membuka
lapangan kerja karena sebagi job creator.
c.
Memahami
dan mengetahui strategi dalam pemasaran produksi telur dan hasil sampingan dari beternak itik guna
mendapat keuntungan yang besar.
d. Melatih
pelaksana dalam mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan yang memiliki nilai usaha
serta menghasilkan produk bernilai tinggi.
e. Dalam
2 bulan dari mulai usaha penjualan minimal Rp. 10.000.000 perbulan, omzet Rp
10.000.000 dan keuntungan 35% dari Omzet
4.
LUARAN
YANG DIHARAPKAN
Dengan adanya program mahasiswa wirausaha
yang berupa usaha itik petelur dengan metode SIPERTRI yang berorientasi
integritas guna meningkatkan profit oriented sebagai usaha bisnis,
diharapkan dapat diperoleh luaran sebagai berikut :
a. Melalui
bisnis budidaya Itik dengan metode
SIPERTRI diharapkan dapat memberikan inovasi dalam
pengembangan peternakan Indonesia
khususnya di kabupaten Jember.
b. Membuka
peluang usaha baru dari Budidaya Itik petelur di Kabupaten
Jember.
c. Menghasilkan produk integritas yang berupa telur,telur asin dan
usaha katering.
d. Menghasilkan produk yang murah dari competitor dan asli.
e. Produksi dapat dimanfaatkan oleh konsumen untuk konsumsi atau
industri pengolahan.
f. Memperkenalkan almamater Politeknik Negeri Jember sebagai
pencetak wirausaha sukses.
5.
DESKRIPSI
USAHA
5.1 Jenis Usaha
Seperti
yang dijelaskan diawal usaha ini menggunakan metode SIPERTRI atau sistem
peternakan integritas dimana usaha tidak bergerak dalam satu usaha namun lebih
dan usaha tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Melalui
Program Mahasiswa Wirausaha ini jenis usaha produksi yang dilaksanakan pada
lahan kosong milik pribadi di Dusun Krajan RT3/RW1 Andongsari Ambulu Jember
dengan luasan lahan 3500 m2 yang berada di pinggir sawah dan jauh
dari rumah warga dan nantinya akan dibangun kandang, kantor, gudang dan ruang
produksi serta dalam perjalanan usaha tentunya akan memperluas area daerah untuk
produksi. Untuk transportasi dalam menunjang usaha ini menggunakan sepeda motor
yang tentunya sangat efisien dalam membantu proses produksi dan pemasaran.
Usaha
ini berbasis integritas yang berkaitan dengan usaha lain dengan usaha utama
telur yang berintegritas dengan produksi telur asin, usaha daging afkir itik
dan ketering dan dalam perkembangan usaha akan memperbesar usaha dengan
mendirikan toko Poultry shop dan warung makan bebek. Semua produk yang
diproduksi dengan tenaga manusia sehingga efisien dalam biaya produksi dan
dapat menyerap tenaga kerja baru.
5.2 Keunggulan Produk
Prospek agribisnis peternakan untuk budidaya
Itik
petelur cukup baik
dimana permintaan
pasar akan dalam negeri terhadap telur itik cenderung meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduk, semakin baik pendapatan masyarakat dan semakin tinggi
kesadaran tentang nilai gizi dari produk alami, satu hal yang saat ini banyak
dicari masyarakat adalah telur.
Produk
utama dari usaha ini adalah telur yang dikemas dalam kemasan unik dari mika
bundar yang diberi lebel untuk dipasarkan ditoko besar, dan konsumen akhir,
sedangkan untuk telur asin yang merupakan integritas dari produksi utama yang
di kemas dalam kemasan unik dalam satuan butir, sedangkan untuk daging afkir
yang sangat dibutuhkan oleh pengusaha makanan sehingga mudah dalam
penjualannya. Dan untuk usaha ketering yang bersifat fleksibel dalam artian
bila ada yang meminta jasa ketering untuk kegiatan konsumen sehingga tidak
memperbesar biaya produksi.
Untuk
menarik konsumen tentunya dilakukan promosi yang bersinambungan dan tentunya
sudah dijelaskan sebelumnya dengan strategi kemasan yang berbeda sehingga
konsumen mempunyai ketertarikan dan akan timbul keinginan untuk membeli produk.
Keunggulan
dari produk dari usaha ini pada intinya berbeda dengan produk yang telah ada
serta teknik pelayanan dengan konsumen dengan ramah, dan akrab sehingga
terjalin hubungan emosional sehingga akan menjadi pelanggan tetap dan tetunya
akan memperluasan jaringan usaha.
Hal
ini tentunya menjadi sebuah peluang yang bisa mendapatkan profit yang tinggi
apalagi dengan pengolahan yang kreatif dan inovatif seperti yang akan dilakukan
akan menjadikan usaha ini menjadi sangat besar.
5.3 Metode Pelaksanaan
Itik
telur yang digunakan dalam usaha ini yaitu Khaki Champbell fase siap telur umur
18 minggu yang merupakan bangsa itik yang memiliki jumlah produksi telur yang
banyak serta daging afkiranya masih digemari.
5.3.1
Metode
pelaksanaan budidaya Itik
5.3.1.1 Persiapan
Kandang
Persiapan kandang
dilakukan paling lambat 3 hari sebelum Itik datang tujuannya untuk membunuh
penyakit atau bakteri yang ada setelah pemeliharaan periode sebelumnya.
Persiapan kandang ini meliputi cuci kandan, yaitu kandang dicuci dengan
menggunakan air bersih dan deterjen, kemudian disemprot dengan menggunakan
desinfektan dan formalin
5.3.1.2 Penerimaan
Itik
Sebelum Itik datang
pastikan kandang sudah siap, dan melakukan penimbangan Itik 10% dan kemudian
Itik diberi air gula sebanyak 2-3% untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah
perjalanan jauh, kemudian dilakukan
pemberian pakan.
5.3.1.3 Pemberian
pakan
Pemberian
pakan itik tersebut dalam fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan tersebut berupa
pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase dan
dengan penambahan bahan pakan dari limbah pasar dan pertanian.
Cara
memberi pakan yaitu:
umur 18 minggu–72
minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan
memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah
itu pemberian pakan itik sesuai standart pemberian pakan fase finisher.
5.3.1.4 Pemanenan
Pemanenan telur dapat
dilakukan setaip hari dalam masa produksi yang dikumpukan dalam ruang produksi
sebagian masuk untuk diolah menjadi telur asin dan segian dijual sebagai telur
mentah sedangkan untuk daging afkir dijual pada akhir periode masa produksi
Itik.
5.3.2
Metode
pelaksanaan produksi Telur asin
1)
Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk);
2)
Bersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat,
kemudian keringkan
3)
Amplas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka;
4)
Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam,
dengan
perbandingan sama (1:1). Dapat pula digunakan adonan yang terdiri
dari
campuran bubuk bata merah dengan garam;
5)
Tambahkan sedikit air ke dalam adonan kemudian aduk sampai adonan
berbentuk
pasta;
6)
Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling
permukaan
telur, kira-kira setebal 1~2 mm;
7)
Simpan telur dalam kuali tanah atau ember plastik selama 15 ~ 20 hari.
Usahakan
agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka;
8)
Setelah selesai bersihkan telur dari adonan.
5.3.3
Metode
Pelaksanaan produksi Katering
Pada intinya dalam
usaha katering ini bergerak apabila terdapat pesanan dari pembeli dengan menu
yang disajikan berbahan dari hasil produksi Itik Petelur
5.4 Cara Pemasaran
Penetapan pasar sasaran (target market) Adalah
merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih segmen
pasar yang akan dimasuki dalam penjualan telur dan hasil sampingan. Apabila
ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, maka langkah yang
pertama kami adalah menghitung dan menilai porensi profit dari berbagai segmen
yang ada tadi. Maka dalam hal ini kami menggunakan teknik-teknik dalam mengukur
potensi pasar dan meramalkan permintaan pada masa yang akan datang.
Teknik-teknik yang dipergunakan ini sangat bermanfaat dalam memilih pasar
sasaran, sehingga dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan yang bakal terjadi,
atau paling tidak menguranginya sekecil mungkin dalam prakteknya.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa produk yang di hasilkan tidak mungkin dapat mencari sendiri
pembeli ataupun peminatnya. Oleh karena itu, kita dalam kegiatan pemasaran
produk baik berupa telur dan hasil sampingan yaitu dengan melalui kegiatan
promosi, Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor
yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan
terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, maka promosi
merupakan salah satu senjata ampuh.
Pada
dasarnya program ini mempunyai manfaat yang luas antara lain dapat menambah
kreativitas dalam budidaya itik tersebut sehingga dapat membuat peluang bisnis
yang baik dengan tetap memperhatikan kualitas produksi serta disini kami akan
bergabung dengan kelompok peternak Itik yang ada di kabupaten Jember guna
medapat informasi dari budidaya serta penjualan produk Itik.
Media Pemasaran
yang digunakan dalam usaha ini dalam
melakukan promosi produk kami akan melakukan promosi dengan berbagai media. Adapun
dalam melakukan media promosi adalah runtut sesuai dengan media promosi dibawah
ini :
a. Pamflet
yakni dengan memberikan informasi kepada masyarakat melalui selebaran informasi
(Information paper), dalam mendistribusikan pamflet dapat dilakukan dengan
pendekatan diskusi.
b. Mempromosikan
produk dari mulut ke mulut, hal ini sangatlah efektif sebab tanpa mengeluarkan
biaya promosi namun produk kita dikenal orang banyak.
c. Bekerja
sama dengan :
1.
Penjual
klontongan, ataupun di pasar- pasar tradisional.
2.
Tempat
- tempat perbelanjaan semisal toserba maupun toko, hal ini merupakan terobosan
yang perlu diupayakan dan bagi kami guna menggenjot peningkatan omzet
penjualan.
d. Pemberian hadiah kejutan dalam tiap kemasan jika
beruntung. Hal ini sebagai upaya membangun kepercayaan kepada masyarakat. Maupun
secara tidak langsung yaitu dengan menawarkan kerja sama ke berbagai
masyarakat.
Distribusi hasil produksi kepada
para konsumen dilakukan secara langsung dari satu tempat ke tempat yang lain.
Dalam setiap kali produksi, produk tersebut langsung didistribusikan ke pasar.
Demikian seterusnya hingga dikembangkan secara lebih luas usahanya. Perencanaan
setelah 6 bulan akan lebih dikembangkan baik kualitas maupun kuantitasnya,
seperti tempat, jumlah tenaga kerja, cabang unit usaha, dan perluasan
pemasaran.
Strategi
Pemasaran Produksi dalam usaha ini sebagai berikut :
a. Survei Pasar
Pada
tahap ini dilakukan observasi terhadap kondisi pasar di wilayah Jember yang
berhubungan dengan hasil produksi itik. Dengan observasi tersebut akan
diperoleh berbagai data yang bermanfaat untuk dijadikan masukan dalam menyusun
studi kelayakan usaha.
Survei
dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan
masyarakat, pemilik warung makan dan pedagang. Dari hasil pengamatan tersebut
akan diperoleh banyak masukan.
b.Studi Kelayakan Usaha
Setelah
dilakukan survei pasar maka diperoleh data-data pendukung untuk menyusun studi
kelayakan usaha budidaya Itik.
c. Mitra Usaha
Ketika
usaha sudah didirikan maka selanjutnya mencari mitra usaha yang telah banyak
berpengalaman dalam dunia agroindustri olahan pangan. Dengan bermitra dengan
mereka maka akan diperoleh banyak masukan dan ilmu dalam mengembangkan usaha
ini.
d.
Penetrasi
Pasar
Ketika
hasil produksi dari itik sudah diproduksi maka langkah selanjutnya yaitu
melakukan pemasaran terhadap produk tersebut. Penetrasi pasar dilakukan dengan
cara melakukan publisitas, diikuti komunikasi pemasaran yang intensif untuk
melakukan edukasi pasar.
e. Pangsa Pasar
Setelah melakukan penetrasi
pasar, langkah selanjutnya yaitu memiliki pangsa pasar yang lebih besar. Pangsa
pasar dapat diperoleh dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat.
Tahap
pemasaran produk :
Strategi
pemasaran produk yang kami gunakan :
a)
Strategi
produk
Strategi
produk dilakukan dengan upaya diversifikasi
terhadap produk yang dihasilkan. Diversivikasi merupakan hasil inovasi yang
patut ditelaah lebih jauh.
b)
Strategi
distribusi
Dalam
upaya memperluas daerah pemasaran maka akan digunakan beberapa agen dan
distributor dalam memasarkan produk. Daerah pemasaran perlu diperluas. Selain
itu, system pemasaran dalam pemasaran perlu diatur,hal itu dimaksudkan
memberikan kelonggaran bagi konsumen sehingga konsumen makin tertarik untuk
membeli produk. System pembayaran yang direncanakan sebagai berikut :
1.
Pembayaran
dimuka yaitu pembayaran kontan untuk pemesanan produk yang tidak diambil
langsung.
2.
Pembayaran
muka belakang yaitu pembayaran yang dilakukan secara bertahap sebelum dan
setelah pengambilan produk
3.
Pembayaran
dibelakang yaitu pembayaran dengan system
hutang
4.
Pembayaran
kontan yaitu pembayaran lunas terhadap produk yang diambil pada saat itu
c)
Strategi
harga
Strategi
harga ditetapkan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan dibawah
harga pasar, atau dengan kata lain harga produk diusahakan lebih rendah bila
dibandingkan harga pesaing.
5.4
Segmentasi Pemasaran
Dalam
kegiatan Program Mahasiswa Wirauasaha ini segmentasi pemasaran sangat jelas
dari penjualan telur telah berkerja sama dengan para pengepul telur yang ada
didaerah Ambulu yang selama ini selalu mengambil telur para peternak, selain
itu juga bekerja sama dengan pedagang toko klontongan, sementara untuk penjualan
telur asin telah berkerja sama dengan para pengusaha warung makan yang ada di
Ambulu dan rencana meluas hingga di kota Jember. Dan untuk katering akan
mencari para konsumen karena sistem pemasaran katering ini saat ada pesanan dan
untuk itu sering menjalin dengan pihak-pihak yang sering mengadakan kegiatan.
6. ANALISIS USAHA
6.1.1
Biaya operasional pemeliharaan
No
|
Keterangan
|
Satuan
|
Harga
|
Jumlah
|
Biaya
tetap
|
||||
1
|
Kandang dan ruang pendukung
|
|
Rp. 2.000.000
|
Rp. 2.000.000
|
2
|
Listrik dan air
|
1
bulan
|
Rp.
300.000
|
Rp. 300.000
|
3
|
Peralatan Produksi
|
|
Rp.
1.500.000
|
Rp. 1.500.000
|
Total
biaya tetap
|
Rp. 2.150.000
|
|||
Biaya
tidak tetap
|
||||
1
|
Pembelian Itik
|
250
|
Rp.
30.000
|
Rp. 7.500.000
|
2
|
Pakan
|
250
kg
|
Rp.
3000
|
Rp. 750.000
|
4
|
Medikasi dan biosekuriti
|
|
Rp. 200.000
|
Rp. 200.000
|
5
|
Promosi
|
|
Rp.
200.000
|
Rp. 200.000
|
6
|
Tenaga kerja
|
5
orang
|
Rp. 500.000
|
Rp. 2.500.000
|
7
|
Bahan telur asin
|
|
Rp.
200.000
|
Rp. 200.000
|
8
|
Bahan Ketering
|
|
Rp.
400.000
|
Rp. 400.000
|
9
|
Kemasan produk
|
|
Rp.
100.000
|
Rp. 100.000
|
Total
biaya tidak tetap
|
Rp. 11.850.000
|
|||
Total Pengeluaran
|
Rp. 14.000.000
|
6.1.2
Penerimaan (TR)
No
|
Keterangan
|
Satuan
|
Harga satuan
|
Jumlah
|
Penerimaan
|
||||
1
|
Penjualan
telur
|
40%x250x120hr
|
Rp. 1000
|
Rp. 12.000.000
|
2
|
Penjualan
telur asin
|
20%x250x120hr
|
Rp.
1.500
|
Rp. 9.000.000
|
3
|
Penjualan
Ketering
|
4
bulan
|
Rp
750.000
|
Rp 3.000.000
|
Total Penerimaan
|
Rp. 24.000.000
|
TC (Pengeluaran) = Biaya tetap + Biaya Variabel
= Rp. 2.150.000,-
+
Rp 11.850.000,-
= Rp
14.000.000,-
Laba per produksi = TR - TC
= Rp 24.000.000,-
-
Rp 14.000.000,- = Rp 10.000.000,-
BEP Produksi = TC / P
= Rp 14.000.000,-/1.500,- = 9.334 butir
Artinya, perusahaan akan mengalami
titik impas pada produksi 9.334 butir atau perusahaan tidak mengalami untung
maupun rugi.
BEP Harga = TC / Q
=
Rp 14.000.000,-/
15.000,- = Rp 933,-
Artinya,
perusahaan akan mengalami titik impas pada harga Rp 933,- atau perusahaan tidak menderita kerugian harus menetapkan
harga diatas harga tersebut.
R
/C = TR / TC
= Rp 24.000.000,-/ Rp 14.000.000,- =
1,7
B/C =
Laba / TC
=
Rp 10.000.000,- / Rp 14.000.000 =
1,7
Jangka Pengembalian Modal = total pengeluaran :
keuntungan X lama produksi
= Rp 14.000.000 : Rp 10.000.000 x 1 bulan
= 1,4
= 1 bulan 13 hari
7. MANAJEMEN
·
Jumlah
SDM
Dalam
usaha ini jumlah pelaksana 9 orang dan telah terpenuhi 4 orang dari anggota namun
dalam pengaplikasiannya akan membutuhkan karyawan dalam menunjang usaha ini,
sebab usaha ini lebih dari satu namun pada awal usaha tidak merekrut kariyawan
yang banyak sebab dana digunakan untuk investasi awal usaha. Dan dalam
perkembangannya akan merekrut karyawan dari masyarakat sekitar tempat usaha.
·
Keahlian
yang dibutuhkan
Dalam
kegiatan usaha ini sangat dibutuhkan keahlian yang kompeten sebab dalam usaha
ini bukan main-main dan tentunya dari background pendidikan berbasis produksi
ternak dan manajemen peternakan, sebab usaha ini bergerak dalam usaha produksi Itik
petelur dan manajemen pengelolaan usaha Itik Petelur dan dari situ wawasan dari
anggota sudah memenuhi kompeten yang dibutuhkan sehingga sangat mudah dalam
menjalankan usaha ini.
·
Struktur
Organisasi
·
Uraian
tugas dan tanggung jawab
Direktur
: bertugas mengatur
segala aktifitas usaha serta menentukan langkah-langkah dalam menjalankan usaha
ini, Direktur merupakan jabatan tertinggi dalam usaha ini dan bertanggung jawab
pada semua stakeholder dalam perusahaan ini.
Keuangan : bertugas mengelola keuangan
perusahaan secara baik dan benar dan Keuangan bertanggung jawab pada Direktur.
Devisi
Produksi : bertugas mengatur segala
aktifitas produksi dengan baik dan benar dan devisi ini bertanggung jawab pada
Direktur
Devisi
Pakan : bertugas mengelola
pakan yang disediakan untuk ternak sehingga tidak akan terjadi kekurangan pakan
dan menghitung kebutuhan pakan dan devisi ini bertanggung jawab pada Direktur.
Devisi
HRD : bertugas mengelola
aktifitas kantor atau sebagai pengelola administrasi perusahaan dan bertanggung
jawab pada direktur.
Devisi
Pemasaran : bertugas menjual hasil
produksi pada konsumen dan melakukan promosi dan bertanggung jawab pada
Direktur.
Bag.
Telur daging : bertugas mengelola dan
meningkatkan hasil produksi telur dan daging afkir dan bertanggung jawab pada
Direktur.
Bag.
Telur asin : bertugas mengelola
produksi telur asin dan bertanggung jawab pada Direktur.
Bag.
Katering : bertugas menjalankan
dan mengelola usaha katering dan bertanggung jawab pada Direktur.